Ini Alasannya Jika Jalan Basah Menganggu Pengereman

Ini Alasannya Jika Jalan Basah Menganggu Pengereman | Musim penghujan hampir bisa dipastikan kondisi jalanan sebagian besar adalah berair/ basah tergenang air dan makin parah jika hujan deras berlangsung. Jalanan aspal yang kena hujan cencerung licin, hal ini dikarenakan air yang bercampur dengan tanah (lumpur) menyelimuti aspal… air saja sudah mengurangi kemampuan mengerem apa lagi ditambah sedikit campuran lumpur,,,wah bakal tambah licin, terlebih jalanan di desa yang sebagian pinggir jalan adalah tanah tegalan/ pekarangan yang jika hujan bisa dipastikan air dari pekarangan yang mengandung lumpur/ tanah menerpa jalan.
Hal yang mempengaruhi pengurangan laju kendaraan
Hal yang memperngaruhi pengereman adalah:
1. Sistem rem
2. Kondisi ban
Sistem rem yang bagus akan sia-sia jika tidak didukung oleh kaki-kaki yang bagus (misalnya kondisi ban yang prima), misalnya kampas rem bagus/ cakram dalam keadaan baik akan tetapi roda sudah botak/ aus maka mobil akan tertap terpeleset kala melewati genangan air, karena alur pada ban fungsi utamanya adalah sebagai saluran air pada ban (membuang air yang terjebak di permukaan ban). Sebaliknya meskipun ban bagus tapi sistem rem blong ya sama saja boong, artinya kedua hal ini harus benar-benar diperhatikan.Kondisi HujanApa yang terjadi saat kondisi hujan lebat? nah saat hujan maka secara langsung kita akan kehilangan jarak pandang ideal artinya ada penurunan jarak pandang yang signifikan… nah jarak pandang yang turun ini juga mempengaruhi bagaimana kita merespon dengan mengerem mobil jika terjadi sesuatu di depan kita (respon menjadi lebih telat akibat tidak melihat dari kejauhan)

Saat hujan jalanan menjadi jauh lebih licin, menurut penelitian rata-rata aspal saat terkena hujan/ basah jarak pengerman akan 3 kali lebih panjang dibandingkan jika jalanan kering… artinya jika jalanan kering butuh 5 meter untuk menghentikan mobil (mengerem) maka jalanan basah butuh 15 meter untuk menghentikan mobil.
Artinya pada kondisi hujan ada 2 penyebab utama kesulitan dalam pengereman yakni: jarak pandang yang berkurang dan jalan yang makin licin.
Peran alur ban
Disini alur ban sangat berperan, semakin banyak alur/ semakin dalam alur maka ibaratnya sanitasi semakin baik atau semakin mudah ban membuang air yang terjebak di permukaan ban (antara ban dan aspal)… nah apa akibatnya jika air tidak dibuang dari permukaan ban? maka ban akan berjalan seolah-olah berjalan dipermukaan air (tanpa traksi/ tanpa ada cengkraman)….. nah jangan sekali-kali menggunakan ban botak/ alur yang sudah aus/ ketebalan permukaan ban yang sudah tipis kalau tidak mau tergelincir
Kedalaman alur ban yang cukup
Patokan berapa dalam alur ban yang dikatakan baik adalah lebih dari 1,6 mm, nah jika kurang dari 1,6 milimeter artinya ban sudah daikategorikan dalam kondisi buruk dan tidak layak untuk perjalanan di track yang basah pada kecepatan memadai. Semakin tipis tapak ban atau semakin dangkal alur maka makin besar resiko terpeleset/ selip di jalan

Tips
Jika dalam keadaan sangat terpaksa pecinta otomotif memakai ban yang sudah tidak layak maka pengurangan kecepatan menjadi wajib dilakukan karena sebenarnya resiko kecelakaan berbanding lurus terhadap kecepatan mobil, termasuk kemampuan pengereman dimana semakin tinggi kecepatan mobil maka semakin sulit mengerem….
Jika sangat terpaksa memakai ban yang sudah botak/ sangat tipis maka tipsnya adalah kurangi kecepatan mobil sampai dibawah 30 km/ jam, hindari jalan tanjakan dan nyalakan lampu hazard….. setelah tiba dirumah segera ganti ban dengan yang dalam kondisi baik.

Sumber

Dapatkan Promo Penawaran Terbaik dan bonus menarik lainnya, Ajukan Online sekarang juga, proses cepat & mudah
Hubungi Kami Langsung di no
Klik Whatsapp: 085277956145
Klik Telp:

___________________________________
Klik Form Simulasi Kredit
Form Simulasi Kredit
___________________________________
Customer Service. Otosentrum.com
Alia April
Bayu Aji Ramadhan

Alamat Dealer Mobil
Harga Toyota Rush Bandung
Posted in Tips Trik and tagged jalanan basah, musim hujan, tips mengerem.